Sabtu, 24 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Kompleks Kamar Atas Untuk Kelas 1 dan 2


Kompleks kamar atas diperuntukkan bagi anak kelas 1 dan 2 SMP dan SMA. Kompleks kamar lama ini berderet sepanjang lorong mulai kamar 15A sampai 23 A. 'A' maksudnya ‘Atas’.



Ini adalah kamar ujung atas yang berada paling dekat dengan kompleks sekolah, yaityu kamar 15 A. Sudah menjadi rahasia umum bila kamar paling pojok adalah kamar paling besar, dengan jendela paling banyak sehingga setidaknya sirkulasi udara lebih terjaga. Namun karena lokasi asrama yang terlalu strategis dan berada di titik kemacetan Surabaya, aliran debu tidak dapat dibendung, dan kamar ini merupakan kamar yang sangat mudah untukterkena debu. Kamar 15A adalah kamar paling terang di asrama karena berada langsung di bawah terik sinar mentari dan berhadapan langsung dengan lapangan olah raga.


Saya secara pribadi saat pertamakali tinggal di asrama memilih kamar 15A ini, meskipun akhirnya memutuskan untuk pindah karena satu lain hal.



Sedangkan kompleks kamar baru, kamarnya lebih kecil. Ini adalah kompleks kamar baru dimana lorong ini menghubungkan antara salah satu kompleks kamar mandi atas, dan kompleks kamar, yang langsung menuju tangga yang menuju ke kompleks jemuran bawah di tembusan Kantin Bik Yah.

Lorong Ranjau
Di lorong ini tidak ada penerangan saat malam hari. Selain itu, karena kamar yang saling membelakangi, jarang sekali anak asrama melewatinya. Di lorong ini pulalah para kucing asrama yang hobi berpaduan suara saat musim kawin membuang hajat sehingga bila malam tiba, lorong ini cukup ‘berbahaya’ untuk dilewati karena bertebaran ranjau-ranjau alami.


Ini sebenarnya adalah penutup tangga utama asrama, namun bentuknya menjadi mirip dengan prosotan. Saat ada beberapa anak asrama yang rindu rumah sedang mencari hiburan lain, mereka biasanya membersihkan tempat ini dan menggunakannya sebagai lokasi untuk duduk-duduk dan mengobrol. Kadang lokasi yang mirip prosotan ini malah digunakan sebagai arena slurutan bagi anak-anak asrama. Sebuah hiburan yang sepele namun sangat berkesan. Pengalaman itu tidak akan terlupakan saat sudah lulus dari sekolah di Khadijah.


Ini adalah kompleks lorong kamar lama atas, dimana kini sudah dicat putih dan pintunya dicat hijau pirus. Dulunya, warnanya hanya melulu putih denga pintu berwarna broken white. Lorong ini biasanya dijaga kesuciannya oleh anak anak asrama, dengan melepas sandal saat melewatinya. Lorong ini juga selalu disapu dan dipel setiap pagi oleh bapak-bapak kru cleaning service yang ada di asrama khadijah.

Bapak Sapu

Tiap kamar pastilah ada yang menghuni, entah hanya tiga orang, lima orang, bahkan bisa sepuluh orang. Tergantung kenyamanan dan kecocokan tiap anggota kamar. Kini di tiap pintu kamar ditempelkan nama-nama anak yang menghuni kamar, sehingga saat ibu asrama belum hafal tiap-tiap nama anak, jadi lebih mudah dalam menghafalkannya dengan melihat daftar nama di pintu.


Ini disebabkan, karena setiap pagi ibu asrama akan mendatangi tiap kamar untuk membangunkan tiap anak supaya bergegas mandi dan jamaah subuh. Selain dibangunkan dengan instruksi dari speaker, ada berbagai cara ibu asrama untuk membangunkan tiap-tiap anak, tergantung style masing-masing. Ada yang hanya mengetuk dan memanggil dengan lembut, ada yang menggedor pintu, ada yang membuka pintu dan mendatangi ranjang setiap anak satu persatu untuk memastikan mereka semua bangun, dan ada pula yang mengetu pintu dengan sisir. Xixixixi………………

Ini adalah kompleks kamar baru yang bernomor 1A hingga 6A. Lorong penghubung kamar ini paling sempit dibandingkan yang lain, dan kompleks kamar ini terasa gelap dan suram karena cahaya matahari yang tidak masuk ke dalam. Saya secara pribadio merasa bahwa kompleks kamar ini paling lembab dibandingkan yang lain. Meski terasa lembab, deretan kamar ini selalu tidak pernah sepi dari penghuninya karena komples ini masih banyak digandrungi.


Ini adalah kompleks kamar baru atas di samping kamar sebelumnya. Kamar ini terdiri dari kamar 7A hingga 14A. Lorong kamar ini lebar dan langsung menuju ke deretan kamar mandi yang didepannya terdapat jemuran. Selain itu lorong ini akan langsung tembus menuju tangga yang akan menuju ke Kantin Bik Yah.


Dibawah ini adalah salah satu dari dua jembatan penghubung kompleks kamar atas baru dan kamar atas lama. Di pintu pirus yang kanan itulah saya menghabiskan masa-masa kelas 1 dan 2 SMA saya…. 


Dan di tangga kecil itu, saya masih benar-benar ingat ada seorang anak yang rindu rumah, duduk dan menangis sendirian. Dan anak itu saat ditolong kawannya akan semakin menangis menjadi-jadi. Hahhaha…………………. Kisahnya akan saya sampaikan di halaman khusus.


Sudah bukan rahasia lagi bila anak asrama tidak memiliki hiburan. Karena tidak disediakannya listrik di dalam kamar. Listrik di dalam kamar hanya ada untuk lampu penerangan saja. Bahkan untuk menyetrika, anak asrama harus turun ke ruangan menyetrika karena tidak ada listrik di kamar. Jadi alangkah menderitanya setiap anak yang ingin mendengarkan musik atau mengisi daya raket nyamuk pun harus dengan baterai. Tidak ada listrik sama sekali di dalam kamar.


Namun seiring dengan perkembangan zaman rupanya ibu asrama sedikit terbuka hatinya dengan memberikan fasilitas cop-copan yang ada di setiap kamar seperti pada gambar. Kini tidak ada alasan lagi anak asrama tidak betah di asrama, karena sarana pendukung vital yang ada di kamar asrama sudah terpenuhi.


Bila masih ada saja yang bilang tidak betah di asrama, berarti memang anak itu manja dan tidak niat menuntut ilmu. Maunya nyusu saja ke orang tuanya sampai kapanpun. Hyahahhaha.....

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More