Kompleks kamar atas diperuntukkan bagi anak
kelas 1 dan 2 SMP dan SMA. Kompleks kamar lama ini berderet sepanjang lorong
mulai kamar 15A sampai 23 A. 'A' maksudnya ‘Atas’.
Ini adalah kamar ujung atas yang berada paling
dekat dengan kompleks sekolah, yaityu kamar 15 A. Sudah menjadi rahasia umum
bila kamar paling pojok adalah kamar paling besar, dengan jendela paling banyak
sehingga setidaknya sirkulasi udara lebih terjaga. Namun karena lokasi asrama
yang terlalu strategis dan berada di titik kemacetan Surabaya, aliran debu
tidak dapat dibendung, dan kamar ini merupakan kamar yang sangat mudah
untukterkena debu. Kamar 15A adalah kamar paling terang di asrama karena berada
langsung di bawah terik sinar mentari dan berhadapan langsung dengan lapangan
olah raga.
Saya secara pribadi saat pertamakali tinggal
di asrama memilih kamar 15A ini, meskipun akhirnya memutuskan untuk pindah karena
satu lain hal.
Sedangkan kompleks kamar baru, kamarnya lebih
kecil. Ini adalah kompleks kamar baru dimana lorong ini menghubungkan antara
salah satu kompleks kamar mandi atas, dan kompleks kamar, yang langsung menuju
tangga yang menuju ke kompleks jemuran bawah di tembusan Kantin Bik Yah.
|
Lorong Ranjau |
Di lorong ini tidak ada penerangan saat malam
hari. Selain itu, karena kamar yang saling membelakangi, jarang sekali anak
asrama melewatinya. Di lorong ini pulalah para kucing asrama yang hobi
berpaduan suara saat musim kawin membuang hajat sehingga bila malam tiba,
lorong ini cukup ‘berbahaya’ untuk dilewati karena bertebaran ranjau-ranjau
alami.
Ini sebenarnya adalah penutup tangga utama
asrama, namun bentuknya menjadi mirip dengan prosotan. Saat ada beberapa anak
asrama yang rindu rumah sedang mencari hiburan lain, mereka biasanya
membersihkan tempat ini dan menggunakannya sebagai lokasi untuk duduk-duduk dan
mengobrol. Kadang lokasi yang mirip prosotan ini malah digunakan sebagai arena
slurutan bagi anak-anak asrama. Sebuah hiburan yang sepele namun sangat
berkesan. Pengalaman itu tidak akan terlupakan saat sudah lulus dari sekolah di
Khadijah.
Ini adalah kompleks lorong kamar lama atas,
dimana kini sudah dicat putih dan pintunya dicat hijau pirus. Dulunya, warnanya
hanya melulu putih denga pintu berwarna broken white. Lorong ini biasanya
dijaga kesuciannya oleh anak anak asrama, dengan melepas sandal saat
melewatinya. Lorong ini juga selalu disapu dan dipel setiap pagi oleh bapak-bapak kru
cleaning service yang ada di asrama khadijah.
|
Bapak Sapu |
Tiap kamar pastilah ada yang menghuni, entah
hanya tiga orang, lima orang, bahkan bisa sepuluh orang. Tergantung kenyamanan
dan kecocokan tiap anggota kamar. Kini di tiap pintu kamar ditempelkan
nama-nama anak yang menghuni kamar, sehingga saat ibu asrama belum hafal
tiap-tiap nama anak, jadi lebih mudah dalam menghafalkannya dengan melihat
daftar nama di pintu.
Ini disebabkan, karena setiap pagi ibu asrama
akan mendatangi tiap kamar untuk membangunkan tiap anak supaya bergegas mandi
dan jamaah subuh. Selain dibangunkan dengan instruksi dari speaker, ada
berbagai cara ibu asrama untuk membangunkan tiap-tiap anak, tergantung style
masing-masing. Ada yang hanya mengetuk dan memanggil dengan lembut, ada yang
menggedor pintu, ada yang membuka pintu dan mendatangi ranjang setiap anak satu
persatu untuk memastikan mereka semua bangun, dan ada pula yang mengetu pintu
dengan sisir. Xixixixi………………
Ini adalah kompleks kamar baru yang bernomor
1A hingga 6A. Lorong penghubung kamar ini paling sempit dibandingkan yang lain,
dan kompleks kamar ini terasa gelap dan suram karena cahaya matahari yang tidak
masuk ke dalam. Saya secara pribadio merasa bahwa kompleks kamar ini paling
lembab dibandingkan yang lain. Meski terasa lembab, deretan kamar ini selalu
tidak pernah sepi dari penghuninya karena komples ini masih banyak digandrungi.
Ini adalah kompleks kamar baru atas di samping
kamar sebelumnya. Kamar ini terdiri dari kamar 7A hingga 14A. Lorong kamar ini
lebar dan langsung menuju ke deretan kamar mandi yang didepannya terdapat
jemuran. Selain itu lorong ini akan langsung tembus menuju tangga yang akan
menuju ke Kantin Bik Yah.
Dibawah ini adalah salah satu dari dua jembatan
penghubung kompleks kamar atas baru dan kamar atas lama. Di pintu pirus yang
kanan itulah saya menghabiskan masa-masa kelas 1 dan 2 SMA saya….
Dan di tangga
kecil itu, saya masih benar-benar ingat ada seorang anak yang rindu rumah,
duduk dan menangis sendirian. Dan anak itu saat ditolong kawannya akan semakin
menangis menjadi-jadi. Hahhaha…………………. Kisahnya akan saya sampaikan di halaman
khusus.
Sudah bukan rahasia lagi bila anak asrama
tidak memiliki hiburan. Karena tidak disediakannya listrik di dalam kamar.
Listrik di dalam kamar hanya ada untuk lampu penerangan saja. Bahkan untuk
menyetrika, anak asrama harus turun ke ruangan menyetrika karena tidak ada
listrik di kamar. Jadi alangkah menderitanya setiap anak yang ingin
mendengarkan musik atau mengisi daya raket nyamuk pun harus dengan baterai.
Tidak ada listrik sama sekali di dalam kamar.
Namun seiring dengan perkembangan zaman
rupanya ibu asrama sedikit terbuka hatinya dengan memberikan fasilitas
cop-copan yang ada di setiap kamar seperti pada gambar. Kini tidak ada alasan
lagi anak asrama tidak betah di asrama, karena sarana pendukung vital yang ada
di kamar asrama sudah terpenuhi.
Bila masih ada saja yang bilang tidak betah di
asrama, berarti memang anak itu manja dan tidak niat menuntut ilmu. Maunya
nyusu saja ke orang tuanya sampai kapanpun. Hyahahhaha.....