Sabtu, 31 Mei 2014

Asrama Khadija Inside : Kamar Inside


Kamar dalam gambar adalah salah satu kamar di lantai atas yang diperuntukkan untuk anak-anak kelas 1 dan 2 SMP dan SMA, yang mungkin kini disebut kelas 7,8 SMP dan 10,11 SMA. Kamar-kamar ini kini sudah dilengkapi dengan colokan listrik di tiap kamarnya, sehingga setiap anak kini tidak perlu naik-turun tangga ke bawah hanya untuk mencari sumber daya listrik seperti yang sudah terjadi selama 50 tahun asrama khadijah beroperasi.


Kini dengan tuntutan kemajuan zaman, setiap anak bisa membawa laptop untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya, menyetrika pakaian-pakaiannya dan mengisi baterai ponselnya di dalam kamar. Tidak seperti dulu yang sangat menderita selama hidup bertahun-tahun di asrama di dalam kamar tanpa colokan listrik.



Kamar anak asrama mungkin tergantung tiap penghuninya, dimana mereka mungkin ingin menghiasi kamarnya sendiri-sendiri sesuai keinginannya, untuk menciptakan suasana nyaman. Setelah ditemukannya inovasi karpet evamat yang ringan dan praktis, kamar anak asrama kini rupanya juga menggunakannya seperti tampak dalam gambar.


Dulunya, kasur tingkat yang menjadi kasur penghuni asrama ini diisi penuh oleh anak asrama. Jadi setiap kamar berisi delapan atau sepuluh anak sehingga kasur atas terisi penuh, bukan diisi dengan ombrok-ombrokan seperti ini. Meski sudah tertulis dalam aturan asrama yang melarang meletakkan barang-barang dalam kasur atas, namun karena kosong dan tidak ada tempat lagi, mau diletakkan dimana lagi semua barang itu kalau bu8kan di atap??? Hayo hayo.......


Kamar juga mencerminkan penghuninya. Entah memang modelnya anak yang rapi, atau anak yang malas, atau anak yang terlalu sibuk di sekolah sehingga tidak sempat merapikan ‘wilayahnya’. Kadang memang, setiap hari setiap subuh anak asrama selalu berjamaah dan dilanjutkan mengaji quran. Setelah itu sarapan. Dengan banyaknya anak asrama, dan kamar mandi yang jumlahnya terbatas dan terbatas yang bisa digunakan, sehingga antrian pun menjadi semakin panjang. Anak asrama harus pintar-pintar mengatur waktu supaya sempat mengantri, mandi, makan dan tetap tidak terlambat tiba di sekolah.


Kamis, 29 Mei 2014

Ngrumpi sambil Ngemil di Dalam Kamar


Kadang bila ada acara persami, kita susah tidur semalaman karena terlalu banyak cerita dengan teman sekamar (atau setenda) karena acara menginap ini sangatlah jarang terjadi. Lain halnya bila di asrama, anak-anak penghuni asrama bisa setiap hari bercerita satu sama lain setiap saat setiap hari karena mereka satu kamar dan saling bertemu satu sama lain.

Potret Lawas
Tampak dalam gambar potret gadis asrama khadijah tahun akhir 70an, dimana mereka terlihat betapa senangnya berkumpul di asrama ngrumpi hingga malam. Dengan baby dollnya masing-masing, dan menikmati camilan, mereka mengambil potret apa adanya. Tanpa action alay, tanpa persiapan, tanpa senyum manyun-manyun, tanpa gaya yang dibuat-buat.

Rabu, 28 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Jemuran Kamar Mandi Atas


Jadi sebenarnya, ada empat area jemuran baju di asrama khadijah. Yang pertama di depan kantin Bik Yah yang menghadap asrama, di depan area jemuran kamar mandi atasnya Bik Yah, di dekat kamar ibu asrama, dan di dekat kamar mandi atas. Namun sekarang ada tambahan area lapangan yang jadi jemuran.

Potret yang ditampilkan adalah jemuran yang berada tepat di atas area kamar mandi utama, yang kini diatasnya juga dibangun kamar mandi sehingga area jemuran menjadi sedikit berkurang ukurannya.

Jemuran di atas ini memiliki resiko yang cukup besar untuk terbang ke bawah apabila tidak dijepit. Pernah kawan saya menjemur baju disini kemudian hilang dan esoknya dikenakan oleh mbak petugas kantin RSI yang kebetulan tempatnya sangat dekat dan sering juga berlalu lalang di bawah jemuran. Oo... kalau bukan miliknya, kenapa dipake, mbak.....


Inilah istimewanya anak asrama dan pesantren, mereka terdidik untuk mandiri, mengurus pakaian dan keperluannya sendiri. Sehingga mereka tidak manja dan mak-mak en seperti anak-anak yang masih tinggal bersama orang tua hingga menikah. Anak asrama dan pesantren lebih mandiri, mentalnya lebih tangguh untuk menyelesaikan masalah sendiri dan mengatur serta merencanakan diri lebih baik. Jadi percuma bila sekolah bagus-bagus, namun kemandiriannya nol. Salut untuk anak asrama dan pesantren! 

Selasa, 27 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Tangga Depan Kantin Bik Yah


Ini adalah salah satu area menjemur pakaian anak-anak asrama Putri Khadijah Surabaya. Masih ada tiga lokasi penjemuran pakaian lain yang tersedia. Biasanya anak asrama putri akan menjemur di lokasi yang dekat dengan kamar dan tempat mereka mencuci baju.


Tangga ini menghubungkan antara lokasi jemuran yang langsung berada di dekat kantin Bik Yah yang langsung tembus ke kompleks Khadijah dan kamar anak asrama di kompleks atas.
Bila ada acara di Aula Khadijah, maka akan terdengar dari sini karena lokasinya yang sdh langsung menempel tembok aula.


Jemuran di bawah atap ini memungkinkan hasil cucian anak asrama aman dari air hujan yang turun tiba-tiba, karena kadang hujan turun saat sekolah sehingga anak-anak asrama tidak sempat mengungsikan pakaiannya ke tempat yang teduh.


Sebenarnya pintu ini akan langsung tembus ke Aula, namun karena tidak semua orang boleh memasuki asrama seenaknya, maka pintu ini dikunci, dan sepertinya permanen.


Dulunya, tembok putih yang ada itu bisa menembus langsung ke lorong sebelah dapur asrama dan kamar ibu koki asrama. Namun kini telah ditutup entah mengapa. Semoga penutupan ini memberikan manfaat.

Sabtu, 24 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Kompleks Kamar Atas Untuk Kelas 1 dan 2


Kompleks kamar atas diperuntukkan bagi anak kelas 1 dan 2 SMP dan SMA. Kompleks kamar lama ini berderet sepanjang lorong mulai kamar 15A sampai 23 A. 'A' maksudnya ‘Atas’.



Ini adalah kamar ujung atas yang berada paling dekat dengan kompleks sekolah, yaityu kamar 15 A. Sudah menjadi rahasia umum bila kamar paling pojok adalah kamar paling besar, dengan jendela paling banyak sehingga setidaknya sirkulasi udara lebih terjaga. Namun karena lokasi asrama yang terlalu strategis dan berada di titik kemacetan Surabaya, aliran debu tidak dapat dibendung, dan kamar ini merupakan kamar yang sangat mudah untukterkena debu. Kamar 15A adalah kamar paling terang di asrama karena berada langsung di bawah terik sinar mentari dan berhadapan langsung dengan lapangan olah raga.


Saya secara pribadi saat pertamakali tinggal di asrama memilih kamar 15A ini, meskipun akhirnya memutuskan untuk pindah karena satu lain hal.



Sedangkan kompleks kamar baru, kamarnya lebih kecil. Ini adalah kompleks kamar baru dimana lorong ini menghubungkan antara salah satu kompleks kamar mandi atas, dan kompleks kamar, yang langsung menuju tangga yang menuju ke kompleks jemuran bawah di tembusan Kantin Bik Yah.

Lorong Ranjau
Di lorong ini tidak ada penerangan saat malam hari. Selain itu, karena kamar yang saling membelakangi, jarang sekali anak asrama melewatinya. Di lorong ini pulalah para kucing asrama yang hobi berpaduan suara saat musim kawin membuang hajat sehingga bila malam tiba, lorong ini cukup ‘berbahaya’ untuk dilewati karena bertebaran ranjau-ranjau alami.


Ini sebenarnya adalah penutup tangga utama asrama, namun bentuknya menjadi mirip dengan prosotan. Saat ada beberapa anak asrama yang rindu rumah sedang mencari hiburan lain, mereka biasanya membersihkan tempat ini dan menggunakannya sebagai lokasi untuk duduk-duduk dan mengobrol. Kadang lokasi yang mirip prosotan ini malah digunakan sebagai arena slurutan bagi anak-anak asrama. Sebuah hiburan yang sepele namun sangat berkesan. Pengalaman itu tidak akan terlupakan saat sudah lulus dari sekolah di Khadijah.


Ini adalah kompleks lorong kamar lama atas, dimana kini sudah dicat putih dan pintunya dicat hijau pirus. Dulunya, warnanya hanya melulu putih denga pintu berwarna broken white. Lorong ini biasanya dijaga kesuciannya oleh anak anak asrama, dengan melepas sandal saat melewatinya. Lorong ini juga selalu disapu dan dipel setiap pagi oleh bapak-bapak kru cleaning service yang ada di asrama khadijah.

Bapak Sapu

Tiap kamar pastilah ada yang menghuni, entah hanya tiga orang, lima orang, bahkan bisa sepuluh orang. Tergantung kenyamanan dan kecocokan tiap anggota kamar. Kini di tiap pintu kamar ditempelkan nama-nama anak yang menghuni kamar, sehingga saat ibu asrama belum hafal tiap-tiap nama anak, jadi lebih mudah dalam menghafalkannya dengan melihat daftar nama di pintu.


Ini disebabkan, karena setiap pagi ibu asrama akan mendatangi tiap kamar untuk membangunkan tiap anak supaya bergegas mandi dan jamaah subuh. Selain dibangunkan dengan instruksi dari speaker, ada berbagai cara ibu asrama untuk membangunkan tiap-tiap anak, tergantung style masing-masing. Ada yang hanya mengetuk dan memanggil dengan lembut, ada yang menggedor pintu, ada yang membuka pintu dan mendatangi ranjang setiap anak satu persatu untuk memastikan mereka semua bangun, dan ada pula yang mengetu pintu dengan sisir. Xixixixi………………

Ini adalah kompleks kamar baru yang bernomor 1A hingga 6A. Lorong penghubung kamar ini paling sempit dibandingkan yang lain, dan kompleks kamar ini terasa gelap dan suram karena cahaya matahari yang tidak masuk ke dalam. Saya secara pribadio merasa bahwa kompleks kamar ini paling lembab dibandingkan yang lain. Meski terasa lembab, deretan kamar ini selalu tidak pernah sepi dari penghuninya karena komples ini masih banyak digandrungi.


Ini adalah kompleks kamar baru atas di samping kamar sebelumnya. Kamar ini terdiri dari kamar 7A hingga 14A. Lorong kamar ini lebar dan langsung menuju ke deretan kamar mandi yang didepannya terdapat jemuran. Selain itu lorong ini akan langsung tembus menuju tangga yang akan menuju ke Kantin Bik Yah.


Dibawah ini adalah salah satu dari dua jembatan penghubung kompleks kamar atas baru dan kamar atas lama. Di pintu pirus yang kanan itulah saya menghabiskan masa-masa kelas 1 dan 2 SMA saya…. 


Dan di tangga kecil itu, saya masih benar-benar ingat ada seorang anak yang rindu rumah, duduk dan menangis sendirian. Dan anak itu saat ditolong kawannya akan semakin menangis menjadi-jadi. Hahhaha…………………. Kisahnya akan saya sampaikan di halaman khusus.


Sudah bukan rahasia lagi bila anak asrama tidak memiliki hiburan. Karena tidak disediakannya listrik di dalam kamar. Listrik di dalam kamar hanya ada untuk lampu penerangan saja. Bahkan untuk menyetrika, anak asrama harus turun ke ruangan menyetrika karena tidak ada listrik di kamar. Jadi alangkah menderitanya setiap anak yang ingin mendengarkan musik atau mengisi daya raket nyamuk pun harus dengan baterai. Tidak ada listrik sama sekali di dalam kamar.


Namun seiring dengan perkembangan zaman rupanya ibu asrama sedikit terbuka hatinya dengan memberikan fasilitas cop-copan yang ada di setiap kamar seperti pada gambar. Kini tidak ada alasan lagi anak asrama tidak betah di asrama, karena sarana pendukung vital yang ada di kamar asrama sudah terpenuhi.


Bila masih ada saja yang bilang tidak betah di asrama, berarti memang anak itu manja dan tidak niat menuntut ilmu. Maunya nyusu saja ke orang tuanya sampai kapanpun. Hyahahhaha.....

Rabu, 21 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Tangga Utama

Tangga utama ini salah satu saksi dari berbagai mobilitas penghuni asrama. Tangga ini seakan akses utama dari ‘dunia bawah’ menuju ‘dunia atas’. Rupanya, tangga ini sudah direnovasi dengan penggantian ubin kuno ubin modern. Tampak warna ubin terlihat putih, dimana sebelumnya berwarna mester seperti ubin yang ada di lorong kamaratas lama.

Sayangnya, renovasi hanya dilakukan untuk ubinnya saja, tidak pada tembnoknya. Sehingga tembok yang bencel pun masih berbentu seperti saat kami meninggalkan asrama.


Di tangga inilah, bila sandal anak asrama ditinggalkan, maka sandal ini tidak akan kembali untuk selama-lamanya karena budaya memakai sandal orang sembarangan, tanpa merasa berkewajiban meminta izin penggunaan bahkan inisiatif untuk mengembalikan pun tak ada. Setelah memakai sandal orang, maka anak-anak pelaku nggasap itupun akan meninggalkan sandal yang dipakainya tanpa rasa bersalah, dan sandal itupun akan dipakai anak lain lagi. Jangankan mengembalikan, rasa bersalah karena menggunakan dan menghilangkan barang orang pun tidak ada.


Jadi bila anak asrama disini lalai untuk mengamankan sandalnya sendiri, maka siap siap saja sandalnya hilang selamanya. Bila hilangnya masih barusan, anak asrama yang memiliki inisiatif akan mengusut tuntas kemana sandalnya dibawa. Jika tidak ada inisiatif seperti itu, maka dia akan menjelma menjadi oknum-oknum yang memakai sandal orang sembarangan seperti orang yang telah melakukan itu padanya.


Tak jarang bila sudah tidak ada sandal lagi, dan kebetulan ada sandal wali murid yang sedang mampir, maka sandal itu akan dipakai oleh anak asrama tanpa malu. Mengapa tidak malu, karena tidak ada pengusutan dan pelakunya pun bisa siapa saja.


Jadi semasa saya di asrama, setiap baru saja melakukan aktivitas di bawah, saya akan membawa sandal saya hingga menuju tempat sandal yang ada di dalam kamar karena saya tidak mau sandal japit saya, meski bentuknya biasa dan gak bagus-bagus amat, dipakai oleh orang lain dan tidak ada yang mengembalikan.


Budaya nggasap ini buruk dan belum ada kesadaran tiap anak untuk mengubahnya.

Senin, 19 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Kamar Bawah Untuk Kelas 3


Ini adalah kompleks kamar bawah yang diperuntukkan bagi anak kelas 3 SMP dan SMA. Kamar bawah memang diperuntukkan bagi anak kelas tiga SMP dan SMA supaya memudahkan mobilitas mereka yang sudah senior di asrama dan akan menghadapi ujian nasional.


Kamar ini dimulai dari kamar 1B hingga beberapa kamar tambahan yang saya sendiri sudah tidak update lagi karena dibangun kamar-kamar baru dan beberapa kamar di bangunan lama sudah dialihfungsikan. Seperti A pada kamar atas, ‘B’ artinya ‘bawah’.

Kompleks kamar baru bawah


Anak kelas tiga memang dimudahkan di asrama sehingga diharapkan mereka lebih mampu berkonsentrasi belajar untuk ujian nasional.


Kamis, 15 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Kamar Para Kru



Dulunya ruangan ini adalah kamar 13B yang kini dialifungsikan sebagai kamar para official asrama. Ranjang yang digunakan pun sudah bukan lagi dipan susun, tapi dipan single bed yang berjajar tiga.



Di kamar ini pulalah sudah ada cop-copan listrik yang bisa dipergunakan untuk mengecharge ponsel maupun menyetrika, suatu hal yang ajaib bagi anak asrama seperti saya, sepuluh tahun yang lalu.


Kamis, 01 Mei 2014

Asrama Khadijah Inside : Laundry Task

Normalnya, anak asrama harus mencuci baju dan menyetrika dengan tangannya sendiri. Ini merupakan salah satu bentuk pengajaran kemandirian penghuni asrama untuk bekal masa depan nantinya. Jadi tak bisa dipungkiri bahwa memang masa depan tidak hanya berbekal ilmu dan ijazah saja, namun juga disiplin dan kemandirian supaya mampu menghadapi kenyataan di dunia luar dengan matang.


Umumnya, anak asrama mencuci baju di arena cuci baju di pancuran taman kolam hall asrama. Biasanya jadwal mencuci dilakukan saat hari libur atau waktu senggang dimana anak asrama mencuci bajunya masing-masing bersama-sama dengan kawan akrabnya. Selain kemandirian yang didapat, juga kebersamaan dan interaksi dengan kawan asrama.

Taman yang disampingnya arena cuci baju

Jangan dikira asrama menyediakan mesin cuci untuk setiap anak, karena memang ini bagian dari program pendidikan kemandirian. Belakangan ini, makin banyak anak asrama yang malas mencuci baju dan menggunakan jasa laundry – delivery untuk kebersihan bajunya. Jadi aktivitas mencuci baju tidak lagi beramai-ramai seperti dulu yang bersama-sama.


Jadi kesininya, makin banyak mudi-mudi yang bahkan tidak bisa mencuci bajunya sendiri meski sudah pernah hidup di asrama. Saya sebagai alumni yang sudah pernah merasakan pahit getirnya hidup di asrama, memang merasakan manfaatnya tinggal di asrama dari segi kemandirian.  Namun melihat fenomena ini, mungkin makin banyak anak asrama yang kurang mandiri, misalnya saat sudah menikah nantinya, tidak bisa mencuci pakaian suami dan bajunya sendiri saat mesin cucinya rusak….

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More